Saturday, January 12, 2008

MUNGKINKAH KITA SEKOLAH KE MANCA NEGARA ?

Terkadang pertanyaan itu muncul di benak kita saat kita mendengar cerita dari kawan yang sedang atau telah selesai belajar di manca negara. Namun ketika kita sadari kondisi diri kita tentulah itu suatu hal yang mustahil . Namun demikian didunia ini semuanya serba mungkin . Ada beberapa nasehat dari teman-teman yang telah berpengalaman menempuh studi di luar negeri yaitu keberanian untuk berpetualang dan berani mengambil keputusan serta siap mandiri dalam segala hal. Modal tersebut merupakan yang utama, baru kemudian dukungan keuangan . Sampai saat ini, berdasarkan penuturan Dr. AB Susanto ( BKLN Depdiknas ) negara tujuan utama bagi lulusan pelajar Indonesia yang akan melanjutkan studi ke luar negeri adalah pertama Amerika Serikat, dan kedua Australia. Setelah itu negara lain seperti Inggris, Jerman, Jepang, dll.
Menurut Dr. AB Susanto beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan pilihan untuk melanjutkan studi di luar negeri atau di dalam negeri seperti berikut :

Studi lanjut di dalam negeri.
Bila memilih melanjutkan studi di dalam negeri keuntungan yang diperoleh :

  1. Dekat dengan keluarga (istri/suami, anak, orangtua, saudara, tunangan/pacar).
  2. Biaya yang dibutuhkan lebih murah.
  3. Tidak terlalu dituntut menguasai bahasa asing dibanding jika kuliah di luar negeri.
  4. Berpikir dan menulis dalam Bahasa Indonesia mungkin tidak menjadi masalah.
  5. Gegar budaya kemungkinan tidak terjadi jika kuliah pada setting yang sama.

Adapun kerugian yang bakal diperoleh adalah :

  1. Konsentrasi terbagi dengan pekerjaan atau pencarian penghasilan tambahan.
  2. Umumnya studi S2 jarang dapat diselesaikan dalam 2 th, apalagi untuk S3-nya banyak molor waktunya.
  3. Sulit mendapatkan buku-buku terbitan mutakhir, terutama terbitan penerbit luar negeri.
  4. Keahlian pembimbing relatif terbatas sehingga mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan keahlian pembimbing.
  5. Pada kondisi tertentu urusan non-akademik menjadi penghambat penyelesaian studi (intensitas pembimbingan kurang, otoritas pembimbing sangat kuat).
  6. Gegar budaya kemungkinan terjadi jika kuliah pada setting yang berbeda.
  7. Reward terhadap mahasiswa kurang diberikan.
  8. Ada kemungkinan ideologi negara membatasi kreativitas berpikir mahasiswa.
  9. Kurang bebas dalam mensosialisasikan hasil penelitian karena dikhawatirkan terlalu sensitif (menimbulkan masalah SARA).

Studi lanjut ke luar negeri.
Bagi yang telah memilih untuk melanjutkan studi ke luar negeri juga terdapat plus-minusnya. Adapun keuntungan yang akan diperoleh :

  1. Bisa mendapatkan buku-buku terbitan mutakhir di perpustakaan atau melalui interlibrary-loan.
  2. Kemungkinan dapat belajar spesialisasi baru karena perkembangan ilmu di luar negeri (baca: high/developed countries) lebih maju daripada di Indonesia.
  3. Menguasai bahasa asing negara setempat dan dapat belajar kebudayaannya.
  4. Sikap akademik, disiplin, menghargai orang lain menjadi lebih terbentuk, EQ pun terbina.
  5. Proses pembimbingan lebih fleksibel walau disiplin (terutama dalam hal waktu).
  6. Kemungkinan waktu studi lebih cepat (1-1,5 tahun)
  7. Kemungkinan dapat membina kerja sama dengan universitas tempat studi.
  8. Integritas sebagai bangsa Indonesia dan nasionalisme makin kuat (??).
  9. Wawasan menjadi lebih terbuka dapat membentuk national character building.

Adapun kerugiannya, yaitu :
Jauh dari keluarga. Jika keluarga diajak serta, diperlukan banyak biaya (fiskal & transport, biaya hidup, biayasekolah, suami/istri keluar/cuti demi pekerjaannya). Keluarga perlu waktu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan baru.

  1. Hidup di negara lain kemungkinan menimbulkan gegar budaya.
  2. Jika keluarga ditinggal di Indonesia, perlu biaya komunikasi (telpon, fax, e-mail, surat), biaya ekstra untuk pembelian tiket ketika menjenguk keluarga (bagi yang tidak ada dukungan dari pemberi beasiswa, biasanya DAAD memberikan hal ini).
  3. Biaya menjadi semakin banyak jika harus studi dengan biaya sendiri.
  4. Home sick.
  5. Kemungkinan terjadi kesulitan dalam penyesuaian makanan dan iklim.
  6. Kemungkinan tanpa sadar mahasiswa terjebak membahas penelitian yang seharusnya tidak dikerjakan karena berkaitan dengan masalah politis Indonesia (memaparkan data rahasia negara).

Dengan melihat beberapa keuntungan dan kelebihan di atas serta bila dipadukan dengan kemampuan yang ada pada diri sendiri, maka keputusan untuk melanjutkan studi baik di dalam negeri atau di luar negeri akan dapat diambil dengan tepat.
Namun bila ingin melanjutkan studi ke luar negeri ada beberapa aspek lainnya yang perlu dipertimbangkan, yakni :

  1. Biaya pendidikan (beasiswa), cari info di kedubes negara yang menawarkan beasiswa ke Indonesia: Jepang, Australia, Austria, USA, Jerman, Belanda, Singapore, Malaysia, Bruneidarussalam, dll. melalui kerjasama pemerintah atau mencari beasiswa secara langsung ke universitas yang menawarkan beasiswa ( searching internet).
  2. Menentukan pilihan universitas.
  3. Menentukan disiplin ilmu (pindah major lain??).
  4. Penguasaan bahasa Inggris (TOEFL: 575 and TWE 4.5; IELTS 6.5 with no band less than 6) atau tes standar bahasa lain. Masing-masing jurusan mempunyai standar penguasaan berbeda. Misalnya: Fac. Of Architecture, Economics, Law pada umumnya membutuhkan TOEFL: 600 and TWE 4.5, IELTS 7 (with no bond less than 6.0); Fac. of Medicine (Dentistry, Medicine, Pharmacy) biasanya membutuhkan TOEFL 600 and TWE 4.5; IELTS 6.5 (with no band less than 6.0).
  5. Menentukan jalur macam kuliah yang hendak ditempuh: coursework, kombinasi coursework dan research, research(major thesis).

Course work : Pada umumnya kegiatan belajar ditekankan pada perkuliahan (diskusi, seminar, presentasi), tes, dan penulisan makalah. Bagi mereka yang belum pernah menempuh program Grad. Dipl./ S-2, program sebaiknya menempuh course work karena akan mendapatkan banyak ilmu (baru) dan berbagai perkuliahan. Course work membuat mhs amat sibuk, jadi harus pandai mengatur waktu antara kuliah, mempersiapkan tes, atau mengerjakan tugas.

Coursework & research : Mirip dengan di Indonesia: perkuliahan dan menulis thesis (minor).

Major thesis/research : Berpengalaman meneliti pada bidang spesialisasinya; Kegiatan utama adalah penelitian dan penulisan major thesis; Mahasiswa diperbolehkan sit in di kelas yang dianggap diperlukan bagi penulisen thesisnya atau atas anjuran pembimbing; Benar-benar harus mandiri dan disiplin.

  1. Mendapatkan rekomendasi dari mantan dosen.
  2. Mencari informasi tentang negara yang hendak dituju: keamanan, geografis, budaya dll.
  3. Siap mental untuk hidup di negara lain.

Setelah berada di lingkungan studi, kadang kala banyak kendala yang dihadapi baik yang datang dari diri sendiri atau dari luar. Semuanya itu akan mempengaruhi keberhasilan studi. Adapun faktor penentu tersebut meliputi :

· Suka belajar dan cinta ilmu dan ibadah, gelar (??).

· Investasi ilmu dan dedikasi terhadap pengembangan ilmu dan institusi.

· Disiplin.

· Pantang menyerah dan suka tantangan.

· Rasa keingintahuan tinggi.

· Berpikir positif.

· Menerapkon sinergi SWOT, dan tahu bahwa dirinya tahu, tahu bahwa dirinya tidak tahu, tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu.

· Hidup itu perjuangan (disertai doa).

· Kegagalan adalah merupakan kesuksesan yang tertunda.

· Tahu apa yang akan dan harus dilakukan (proaktif).

· Membina kekawanan dan mempunyai banyak kawan baik.

· Melibatkan diri dalam pergaulan internasionol agar kemampuan berbahasa asing terlatih dengan lebih baik.

· Terampil mengelola keuangan (beasiswa) selama studi.

Dengan bekal-bekal tersebut di atas, maka waktu dan proses studi terasa menyenangkan sekali, baik studi di dalam negeri atau di luar negeri.
Sumber :
susanto@zfn.uni-bremen.de dan http://rumputlaut.n3.net/

Semoga bermanfaat

Salam
http://kangmisno.multiply.com

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home