Wednesday, January 2, 2008

Artikel 1

GURU NDESO LUNGO MONCO

Hari itu rabu 31 oktober 2007. Saat itulah pertama kali kuinjakkan kakiku di negeri Jerman. Negeri yang kudengar sayup-sayup adalah negeri yang maju dengan berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti apa yang disampaikan dosenku yang lulusan doktoral dari negeri tersebut.

Jerman, merupakan sebuah negara yang terletak tengah-tengah uni – eropa. Negara ini berbatasan dengan laut utara,Denmark dan laut baltik di utara, Polandia dan Republik czeh di timur, Autria dan Switzerland di selatan, Perancis, Luxembourg, Belgium dan Belanda di barat. Selesai perang Dunia II negara ini telah terpisah oleh kekuasaan barat. Akhirnya pada tahun 1990 Jerman timur dan Jerman barat telah bersatu kembali. Kini Jerman merupakan salah satu anggota Uni-eropa, NATO dan negara G8. Jerman adalah negara ketiga terbesar didunia.

Aku datang ke negeri ini bersama ketiga temanku sekelas program S2 UGM sesama guru yang beruntung berkesempatan mendapatkan beasiswa program depdiknas 2007, yaitu mengikuti kegiatan perkuliahan di Universitas karlsruhe jerman selama satu semester. Di jerman aku tinggal di mess international departemen schollplaz milik uni-karlsruhe yang diperuntukkan bagi mahasiswa asing yang belajar di universitas tersebut. Saat pertama kali kurebahkan badanku disofa baru terasa bahwa aku telah melakukan perjalanan yang cukup jauh, tak pernah terlintas dibenak pemikiran seorang guru yang tinggal dipedesaan, bisa menikmati perjalanan yang cukup lama dengan menggunakan 3 jenis pesawat terbang dan kereta api modern dalam kurun waktu 26 jam.

Berawal dari adanya program dari Biro kerjasama luar negeri Depdiknas berupa double degree. Aku salah seorang guru SMK yang beruntung berkesempatan menerima salah satu jenis program tersebut berupa sit in class program yaitu mengikuti kegiatan perkuliahan di Universitas karlsruhe jerman selama satu semester

Perjalanan ini dimulai dari rumah di belakang masjid di desa bebengan kec. Boja-kendal Selasa 30 Oktober 2007 jam 07.30 diatar saudara dan kerabat dengan meggunakan mobil Suzuki carry menuju bandara Ahmad Yani Semarang yang berjarak 25 km dari rumah, tiba disana pukul 08.30. Sekitar 1 jam kutunggu keberangkatan pesawat dari semarang menuju jakarta sambil menikmati keceriaan kumpul bersama dengan ketiga buah hati beserta ibunya dan kerabat dekat, terlihat sungguh indah suasana bandara Ahmad yani dipagi hari yang mudah – mudahan bisa menjadi pengalaman serta sebagai bahan cerita dua anakku yang sedang duduk di bangku kelas 1 dan kelas 2 di SD 02 Bebengan Boja. Perjalanan di lanjutkan dengan terbang bersama maskapai Adam Air pukul 09.30 menggunakan pesawat boing 737. Sampailah di bandara sukarno- hatta Jakarta pukul 10.25 WIB. Disela-sela menunggu jadwal penerbangan ke Jerman yang hampir 9 jam ku kabari keluarga bahwa telah sampai di jakarta dengan selamat . Kemudian kulanjutkan tugas- tugas yang lain seperti mengurus berbagai administrasi di kantor imigrasi badara berupa pengurusan bebas viskal ,lapor ke kantor maskapai penerbangan, menukar uang rupiah yang tersisa dengan uero dilanjtkan bording pass tiket pesawat.

Tepat jam 19.45 WIB perjalanan dilanjutkan menuju kuala lumpur menumpang maskapai penerbangan Malaysia air line menggunakan pesawat boing 737. Selama kurun waktu 2 jam perjalanan tersebut kunikmati layanan kru awak pesawat berbahasa melayu, nampah sungguh indah kepulauan nusantara , tanah airku yang akan kutinggalkan kurang lebih 6 bulan. Nampak dari kejauhan diatas awan samudera indonesia yang luas, pulau jawa dan sumatera yang menjadi bagian dari tanah air ku yang kucinta. Sampailah perjalanan ini di bandara kuala lumpur pukul 23.30 waktu setempat dengan selisih perbedaan 1 jam antara kuala lumpur dan Jakarta. Penumpang kemudian berpindah ke pesawat air bus yang berbadan lebar dan lebih besar dengan kapasitas penumpang 400 orang. Sekitar pukul 24.15 waktu kuala lumpur berangkatlah pesawat menuju Jerman dengan perkiraan waktu tempuh kurang lebih 12 jam tanpa henti (non stop)

Aku dan ketiga temanku duduk di kursi paling belakang yang hampir 90 % lebih penumpangnya adalah orang dengan badan tinggi, kulit putih dan hidungnya mancung. Kulihat dari udara samudera india, negeri india, pakistan, turkmenistan, laut kaspia negara-negara kawasan baltik, azerbaijan, moldova, slovakia, republik czech. Meskipun rasa capek dan jenuh karena duduk disatu tempat yang cukup lama dengan terbang di ketinggian lebih 12000 meter di atas permukaan laut , jarak yang ditempuh lebih dari 11.000 km. Terasa nikmat juga penerbangan tersebut hingga tiba saatnya pesawat mendarat di bandara frakfrut Jerman hari rabu 31 Oktober 2007 pukul 05.45 waktu setempat.

Setelah berbagai pemeriksaan administrasi imigrasi dilalui dan barang bawaan di bagasi sudah ditemukan perjalanan di lanjutkan dengan menumpang kereta ICE (internationla city express ) dengan tiket € 34 (sekitar Rp 450.000) menuju kota karlsruhe yang berjarak 150 km dari bandara Frankfurt dengan waktu tempuh 1 jam. Sampailah di internasional departemen schollplaz uni-karlsruhe pukul 9.30 waktu setempat, dengan beda waktu antara kota karlsruhe dengan kota kendal 6 jam lebih lambat.

Itulah perjalanan seorang guru ndeso yang sedang ngangsu kawruh (luru ilmu) ing negoro monco.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home